CIPTAKAN INOVASI DAN KREATIFITAS, MAHASISWA BIOTEKNOLOGI UTS MEMBUAT MASKER ALAMI DALAM UPAYA PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL SUMBAWA

Sumbawa (UTS) – Salah satu tim Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati (FITH) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yang terdiri dari 5 mahasiswa dari Prodi Bioteknologi Angkatan 2020, diantaranya yaitu Hamidah Nur Aulia (Ketua Tim), Dwi Agusmi (Anggota 1), Maya Aprilia (Anggota 2), Ririn Dwi Novianti (Anggota 3), dan Dila Afliana (Anggota 4) telah berhasil mendapatkan pendanaan dari Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) Kemendikbudristek TA 2023. Tim ini mengangkat tema terkait dengan pemanfaatan beras, daun sirih, buah pinang, buah palem dan kapur sirih untuk diolah menjadi masker alami yang dinamakan Seme Odak (SEMODAK). Latar belakang tim PKM ini terbentuk karena ingin mengikuti lomba bisnis berbasis ilmu sains di salah satu PTN dengan mengangkat ide kearifan lokal Sumbawa. Namun, belum berhasil menorehkan juara dan mendapatkan pendanaan. Oleh karena itu, kami hendak mencoba membawa kembali ide bisnis SEMODAK di PKM 2023 dengan perbaruan inovasi, produk, dan target market. SEMODAK kami pilih menjadi produk final pada pengajuan proposal PKM-K karena prospek peluang pasarnya tinggi serta autentik daerah Sumbawa. Tak hanya itu, kami juga membawa misi sosial berupa pemberdayaan masyarakat serta melestarikan kearifan lokal Sumbawa kepada generasi muda.

            SEMODAK (Seme Odak) merupakan produk inovasi masker tradisional 100% alami dalam upaya pelestarian lokal Sumbawa, yang mana dalam bahasa Sumbawa, ‘seme’ berarti ‘masker’ dan ‘odak’ berarti ‘lulur’. Oleh karena itu, kami menghadirkan produk 2 in 1: Face Mask dan Body Scrub. “Manfaat produk SEMODAK, dapat menghaluskan dan melembapkan kulit, mencerahkan wajah, mengangkat sel kulit mati, dan juga membantu mengurangi sun burn. Nah, Sumbawa kan lagi panas banget nih, klo muka udah panas kena sinar matahari, pakai SEMODAK jadi bantu calming in wajah kita. Wajib coba SEMODAK sih, apalagi sekarang intensitas sinar matahari lagi tinggi banget kaan….” ucap Hamidah selaku ketua tim tersebut.

            Untuk pembuatan produk SEMODAK, dibutuhkan waktu sekitar 2 hari dan proses pengeringan masker cukup lama bisa 3 – 7 hari. Sehingga untuk mendapatkan finalisasi produk, pengolahannya bisa hingga 8 – 10 hari. Kendala yang dihadapi oleh Tim PKM-K Semodak yaitu mahasiswa telah memasuki semester 7 sehingga jadwal pelaksaan untuk SEMODAK kadang sedikit terganggu, kemudian mereka perlu lebih presisi dalam manajemen waktu PKL, perkuliahan, penelitian tugas akhir, dan kegiatan PKM. Sempat memasuki jadwal PKL dan PKM yang padat menjadikan penjualan produk mereka kurang efektif. Akan tetapi tim mereka berhasil melalui hambatan tersebut dengan baik hingga saat ini mendekati akhir pelaksanaan kegiatan PKM.          

”Kesannya seru banget, karena kami mendapatkan kesempatan belajar menerapkan ilmu manajemen waktu, manajemen SDM, dan manajemen usaha pada saat pelaksanaan PKM-K 2023. Meningkatkan kemampuan berwirausaha yang tidak kita dapatkan pada kelas perkuliahan. Sebagai mahasiswa prodi Bioteknologi, pengetahuan saya terkait peluang usaha menjadi lebih terbuka luas dan mengetahui bahwa prospek berkuliah di bidang ilmu hayati itu bukan sekedar menjadi akademisi/peneliti saja, tetapi lebih luas dari itu. ”Pesannya, semoga produk SEMODAK bisa terus berkembang ke tahap yang lebih baik dari saat ini, serta dapat dipasarkan secara luas secara nasional bahkan internasional”, ucap Hamidah selaku ketua Tim PKM-K SEMODAK.