Ulfa Febiana Whatin Berhasil Sabet Penghargaan Peneliti Terbaik Program Hibah Riset Indofood Riset Nugraha Tahun 2021-2022

Ulfa Febiana Whatin, S. Biotek., alumni dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati Program Studi Bioteknologi berhasil menjadi peneliti terpilih Program Indofood Riset Nugraha 2021-2022 dibawah bimbingan Bapak Dr. Ali Budhi Kusuma, S.Si., M.Sc.,ALS dan Andi Baso Manguntungi, S.Si, M.Si dengan Judul Penelitian: Pengembangan dan Standarisasi Produk Ikan Bage Sumbawa Probiotik Berbasis Fermentasi Lactobacillus fermentum.

Tentu saja dalam proses penelitian Ulfa pasti memiliki kisah perjalanan terutama dalam mengikuti program IRN ini sangat panjang dan penuh kisah yang tentu saja memiliki kesan yang berharga untuk Ulfa.

“Izinkan saya untuk menceritakan sedikit kisah perjalanan saya. Waktu itu, saya dengan teman teman yang lain diberikan arahan untuk mengikuti sebuah program riset, yaitu program IRN. Dimana waktu itu saya masih semester 6 yang baru saja selesai melaksanakan salah satu program Kampus Merdeka atau yang sering dikenal dengan sebutan KKN dan saat itu saya mengakui bahwa sudah tidak banyak waktu lagi untuk saya menyelesaikan studi S1 saya. Maka atas arahan dan bimbingan dari salah satu dosen hebat di Prodi saya, yaitu Bapak Andi Baso Manguntungi, M.Si saya dan teman-teman saya akhirnya berhasil mengupload proposal penelitian di website IRN. Saya masih ingat betul, hari itu adalah malam terakhir untuk mengupload proposal tersebut dan kami semua masih bergelut dengan proposal masing-masing.

Sejak awal saya memang sudah terlihat berbagai kendala dimulai dengan akun yang tiba-tiba tidak bisa mengupload proposal hingga sampai saya harus membuat akun gmail baru untuk mengupload proposal penelitian saya. Dan masih saya ingat sekali malam itu sampai kami rela berdiam diparkiran sebuah kafe di Sumbawa agar proposalnya bisa kesubmit dikarenakan kafe tesebut telah melewati jam kerja yang dalam artian hampir saja tutup dan mungkin karena ada kami jadi tidak enak untuk menutupnya.

Seiring berjalan waktu, tak terasa telah tiba waktu pengumuman lolos pendanaan IRN ini, pada saat itu teman saya Syahril adalah satu satunya mahasiswa yang lolos pendanaan dari beberapa mahasiswa yang mengajukan proposal dari UTS. Jujur, saya awalnya merasa lega dikarenakan saya tidak perlu memikul beban yang berat, karena dalam kondisi saat itu saya berfikir bahwa saya hanya ingin lulus dengan cepat. Akan tetapi, pada bulan September saya dikejutkan dengan adanya informasi bahwa saya ternyata juga lolos pendanaan program IRN tersebut, saya pastinya saat itu merasa bingung apakah informasi ini benar atau tidak. Berhubung saya pada saat itu berada di Makassar untuk melaksanakan PKL, lalu saya langsung menyakan hal tersebut kepada Dosen pembimbing saya, pak bas dan ternyata informasi tersebut benar. Rasanya campur aduk, antara saya senang dan bingung dan disitulah awal mula perjalanan saya dalam proses penelitian ini. Satu fakta kembali mengejutkan saya bahwa ternyata dosen pembimbing saya sudah tidak bisa menjadi pembimbing pada penelitian saya dikarenakan sudah tidak mengajar diprodi saya lagi. Saya sangat khawatir saat itu, ditambah lagi dengan kekhawatiran apakah saya bisa menyelesaikan penelitian ini atau tidak. Alhamdulillahnya saya dipertanggung jawabkan untuk melaksanakan penlitian saya dengan dosen pembimbing baru, yaitu bapak Dr. Ali Budhi Kusuma, S.Si., M.Sc., ALS.

Awalnya saya sangat merasa takut karena dibimbing dengan dosen yang terbilang baru saya temui dikampus dan saya tidak akrab dengan beliau. Iyap, pak Alidi baru mengjaar kembali ke prodi biotek setelah menyelesaikan studi S3 nya. Saya semakin dibuat takut akan hal itu. Tapi saya sadar jikalau saya terus-menerus takut kapan saya akan maju dan dapat menyelesaikan penelitian ini sedangkan masih banyak beban yang lain yang harus saya selesaikan juga. Seiringnya waktu akhirnya saya mulai memesan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian saya dan saya mulai berdiskusi dengan pak Alidi terkait penelitian saya. Akhirnya di bulan Januari saya melakukan seminar proposal penelitian saya dan dibulan Juli bertepat tanggal 1 saya berhasil menyelesaikan sidang akhir penelitian saya. Saya bangga dan terkejut akhirnya saya bisa dan sanggup melewati ini semua padahal banyak sekali rintangan diperjalanan.

Sedikit cerita selama penelitian saya, yang bertempat di Laboratorium Bioteknologi Pangan di Sumbawa TechnoPark. Dalam ruangan tersebut hanya ada 2 mahasiswa yang penelitian, saya dan teman saya. Akan tetapi selama penelitian saya sering sendiri dalam ruangan dan itu kadang membuat saya semakin belajar bahwa saya tidak boleh takut dan harus menyegerakan penelitian ini. Selama penelitian saya banyak dibantu oleh teman-teman saya dan teman teman penelitian seperjuangan dilab STP. Oh iyaaaa, izinkan saya berterima kasih kepada teman-teman semua yang telah banyak membantu dalam proses penelitian saya, tanpa bantuan kalian mungkin penelitian saya bisa terlambat untuk diselesaikan.

Dalam pelaksanaannya, Program IRN ini terdapat 2 audit untuk evaluasi dan monitoring kegiatan penelitian dari mahasiswa yang lolos. Audit pertama dilakukan pada bulan Februari dan Audit kedua dilakukan bulan Agustus. Saya masih ingat sekali dalam audit tahap 1 saya ditanyakan oleh bapak Prof. Ambar terkait mengapa mengambil judul tersebut sebagai penelitian saya. Tentu saja saya berharap penelitian saya ini dapat diaplikasikan kedepannya di kalangan masyarakat Sumbawa. Dikarenakan
permasalahan terkait Ikan Bage Sumbawa yang biasanya dikonsumsi dipasaran berdasarkan riset menunjukkan adanya akibat yang bisa dibilang fatal dan saya berharap masyarakat mengetahui urgensi penggunaan starter fermentasi dalam pembuatan ikan bage. Saya tidak sama sekali menyalahkan pihak manapun, akan tetapi sesuai dengan slogan yang kita terapkan selama ini “Lebih baik mencegah daripada mengobati”. Lagi sekali saya banyak-banyak terimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu saya, terutama pihak PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Yang telah memberikan bantuan dana penelitian sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian S1 saya.”