Sumbawa (UTS) – Lingkungan hidup merupakan aset yang harus dijaga untuk mendukung kehidupan makhluk hidup. Namun kerap ditemukan aktivitas manusia yang berdampak buruk terhadap lingkungan, misalnya pertambangan ilegal, pembalakan hutan secara liar, dan membuang sampah sembarangan ke lingkungan. Aktivitas pertambangan ilegal banyak ditemukan di daerah Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam prakteknya, kegiatan ini menggunakan senyawa kimia berbahaya, seperti raksa yang dapat mencemari lingkungan bahkan makhluk hidup. Dampak yang diakibatkan tidak terlihat saat ini, namun dalam beberapa tahun ke depan yang dapat mengancam generasi akan datang. Hal itu mendorong Mahasiswa Program Studi Bioteknologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati (FITH) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) Gilang Anugrah Romadhan menggagas Bioremediasi Pertambangan sebagai upaya pemulihan kualitas lingkungan hidup di Sumbawa Barat.
Mahasiswa dari Program Studi Bioteknologi tersebut menuturkan, berdasarkan literatur pohon jarak dapat digunakan sebagai agen Bioremediasi Pertambangan untuk mengatasi kontaminasi logam berat di lahan bekas tambang. Pohon jarak memiliki kemampuan fitoremediasi, yakni mengabsorpsi logam berat melalui akarnya, yang membantu membersihkan tanah terkontaminasi. Selain itu, akar pohon jarak berperan dalam stabilisasi tanah, mengurangi erosi, dan memperbaiki struktur tanah, yang penting dalam rehabilitasi lahan pascatambang. Inisiatif ini melibatkan kerja sama antara pemerintah, perusahaan pertambangan, dan institusi penelitian untuk memulihkan ekosistem lokal dan meningkatkan kualitas lingkungan di daerah tersebut.. “Oleh karena itu, perlu dilakukan pemulihan terhadap kualitas lingkungan,” ujar Gilang.
Terdapat tiga Teknik Bioremediasi antara lain Fitoremediasi, Bioaugmentasi, dan Mikoremediasi. Fitoremediasi menggunakan tanaman untuk menyerap kontaminan. Kemudian, Bioaugmentasi menambahkan mikroba khusus ke tanah tercemar. Terakhir, Mikoremediasi menggunakan jamur untuk mengurangi polutan. ”Pentingnya pendekatan bioteknologi dalam mengurangi kerusakan lingkungan akibat proses tambang di sangatlah penting yakni dengan menggunakan BIOREMEDIASI pada lahan pasca tambang.” Ucap Gilang Anugrah Romadhan Mahasiswa Program Studi Bioteknologi.