Sumbawa (UTS) — Tim PKM-RE Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati (FITH) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) 2024. Tim tersebut terdiri dari lima mahasiswa Program Studi Bioteknologi dan Program Studi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA). Mereka adalah Adelya Riski Muntari Mahasiswa Prodi Bioteknologi, Wulan Sari Mahasiswa Prodi Bioteknologi, Layyin Rahmad Sobirin Mahasiswa Prodi Bioteknologi, Khalidan Mahasiswa Prodi KSDA dan Nanang Dwi Nanda Mahasiswa Prodi KSDA dengan Dosen Pembimbing Lili Suharli, M.Pd Dosen Prodi Bioteknologi.
Judul PKM yang berhasil mereka dapatkan adalah “Profil Fitokimia Berbasis Etnomedisin dan Uji Potensi Racikan Repusit (Creambath Khas Sumbawa) untuk Melestarikan Pengobatan Tradisional Suku Sumbawa”. Proyek yang diusung oleh kelompok ini bertujuan untuk sebagai sumber informasi pertama profil fitokimia dan efektivitas dalam penyembuhan penyakit dari bahan racikan repusit yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya yang berkaitan dan sebagai informasi mengenai pengetahuan pengobatan tradisional Sumbawa yang berbasis etnomedisin.. Penelitian ini menjadi langkah strategis untuk melestarikan pengobatan tradisional Suku Sumbawa.
”Untuk topik yang diteliti adalah mengenai bagaimana mengetahui profil fitokimia dari bahan racikan repusit serta aktivitas antioksidan, antibakteri, dan antijamur dalam racikan repusit dan mengetahui tanaman obat repusit berbasis etnomedisin suku Samawa,” tutur Adelya Riski Muntari Ketua dari PKM-RE FITH.
Pengetahuan masyarakat tentang khasiat dari racikan repusit ini hanya secara empiris atau pengalaman pribadi masyarakat Sumbawa dan belum terbukti secara ilmiah. Selain itu, adanya perkembangan budaya dan IPTEK menyebabkan pengobatan tradisional repusit hampir ditinggalkan dan sedikit sumber informan repusit. Oleh karenanya, eksplorasi pengetahuan lokal berbasis etnomedisin dan tumbuhan obat perlu dilakukan untuk memperoleh profil fitokimia dan efek farmakologi dari berbagai racikan repusit dalam pengobatan tradisional.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka perlu dilakukan riset untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder dengan melakukan analisis LC-MS/MS, analisis aktivitas antioksidan, antijamur, dan antibakteri dalam racikan repusit sehingga kedepannya dapat berpotensi untuk menjadi obat tradisional yang terstandarisasi dan dipercaya secara luas sebagai alternatif penyembuhan penyakit, serta melestarikan pengetahuan dan warisan budaya suku Samawa.
Adelya Riski Muntari menyatakan, “Kalau kita hanya mencoba hal yang yang sudah biasa kita lakukan kita gak akan berkembang, mulai cari ide untuk melakukan hal baru untuk mencoba jadi lebih baik lagi. Mengikuti PKM merupakan hal yang unexpected untuk kita bertahan sampai lolos pendanaan tetapi quotes usaha tidak menghianati hasil itu benar adanya, berani mencoba tidak ada yang tidak mungkin karena langkah pertama adalah hal kecil tapi susah direalisasikan. Jangan menjadikan orang lain sebagai acuan berfokus untuk meningkatkan kualitas diri.”